Reformasi, terlepas dari makna dan artinya, bukan barang baru dibumi pertiwi ini. Semenjak dicetuskannya reformasi, kata “reformasi” ini menjadi trend diseluruh penjuru Indonesia, mulai dari Presiden, mentri, anggota Dewan, pejabat, konglomerat bahkan konglomelarat, sopir angkot, tukang becak, pemulung, dan anak-anak balitapun (itu terbukti pada ponakan saya) bisa menyebutkan kata “reformasi” dengan mudahnya.
Tapi apa itu reformasi? Secara harfiahnya reformasi terdiri dari 2 suku kata yaitu “Repot” dan “Masih” maknanya ya “masih repot” (asalan) dan yang direpotkan masih tetap rakyat kecil atau istilah gaulnya Wong Cilik (istilah ini diberikan oleh Wong Licik). Contohnya: dijaman reformasi ini sering kita mendengar saudara sebangsa kita yang tidak mampu makan nasi lagi disebut “Repot Nasi”, diera reformasi ini saudara-saudara kita susah mendapatkan minyak tanah untuk keperluan sehari-hari disebut “Repot Minyak” (berbeda dengan depot minyak), diera reformasi ini sering kita mendengar tawuran antar kampung, tawuran antar pelajar, tawuran antar kesatuan, tawuran antar partai, tawuran antar preman, dan tawuran-tawuran lainnya, yang menggambarkan tipisnya rasa persaudaraan karena rusaknya hati disebut “repot hati”, dan masih banyak repot-repot lainnya yang bisa kita temukan, sebut saja “repot moral” (kebrobokan moral), “repot kerja” (tingkat pengangguran yang tinggi), “repot usaha” (sektor ril yang terabaikan), “repot sekolah” (fasilitas, biaya yang tinggi, anak2 jalanan), “repot subsidi” (perlahan-lahan subsidi dicabut), yang menggambarkan masih repotnya reformasi.
Walah,....masih repot,..coba tanyain deh apa kata pemulung, tukang becak, pengamen, dan saudara-saudara kita yang kurang beruntung dari kaca mata finansial tentang reformasi, (kemudian pada suatu hari seorang pemulung ditanyakan pendapatnya tentang reformasi, dengan lugas dia bertutur bahwa “kalau kita mah ga perlu reformasi-reformasian deh pak, yang penting kita bisa makan, minum, dan tidur dengan nyaman itu mah udah cukup, mau reformasi kek mau demokrasi kek mau orde baru seterah deh”).
Fortis Imaginatio
2 komentar:
Asl...ada2 aja istilah si mas ini,...ehe..ada benarnya jg...,"reformasi" sudah kehilangan makna dari sebuah kata2...,
Posting Komentar